Betapa beruntung dan bahagianya aku karna aku masih punya orang tua yg lengkap.
dan beruntung pula bisa dilahirkan oleh seorang ibu yg luar biasa.
dan beruntung pula bisa dilahirkan oleh seorang ibu yg luar biasa.
walau kadang cerewet, gak sependapat, kadang melarang ini-itu, menyuruh ini-itu yg aku gak suka, tapi aku saat ini sangat bersyukur beliau itu jd ibuku.
saat aku lahir...
ibu berjuang antara hidup dan mati untuk bisa memberikanku kehidupan, untuk bisa mengenalkanku pada dunia.
betapa beruntungnya kan aku? seseorang rela bertaruh nyawa demi aku.
saat aku bayi...
ibu mengurusku, memberiku ASI, memberiku pakaian, tempat tidur yg nyaman supaya aku gak sakit, gak kedinginan.
betapa beruntungnya kan aku? seseorang rela mengorbankan harta bendanya demi aku sehingga aku dapat penghidupan yg layak.
saat aku mulai sekolah...
ibu menyekolahkanku, menungguiku di hari pertama masuk sekolah, membantuku dalam mengerjakan PR, menyemangatiku supaya rajin belajar. dan lihat, berkat do'a dan bimbingannya aku juara kelas terus.
beruntungnya kan aku? seseorang rela mengorbankan waktunya demi aku hanya untuk duduk didepan kelas menunggui anaknya, mengorbankan waktu untuk membantu mengerjakan PR dan aku tau ibu ada pekerjaan lain yg harus dikerjakannya.
saat aku mulai remaja...
ibu menyekolahkanku ke pesantren, memang awal2 aku merasa "dibuang" karna pesantren jauh dari rumah, jauh dari ibu. namun saat aku semakin dewasa, aku menyadari pilihan ibu tersebut bukan untuk membuangku, tapi itu bentuk kasih sayangnya. yang sangat aku syukuri sampai saat ini karna ibu telah memasukkanku ke pesantren itu.
betapa beruntungnya kan aku? seorang ibu rela terpisah jarak dengan anaknya, rela banting tulang demi pendidikan yg lebih baik. dan aku tau tidak semua orang tua rela membiarkan anak perempuannya untuk tinggal berjauhan sejak lulus SD.
saat aku kuliah...
ibu memberikan semua keputusan ketanganku, ibu tidak ikut campur memilih jurusan yg aku ingin. ibu tidak mau aku terpaksa kuliah di jurusan yg tidak aku minati.
ibu hanya berdo'a. berdo'a agar keinginanku tercapai.
dan lihatlah, aku bisa kuliah di jurusan yg aku inginkan. gratis pula!
betapa beruntungnya kan aku? aku bisa kuliah dimana saja, dijurusan apa saja tanpa ada "paksaan" dari orang tua.
dan, betapa beruntungnya kan ibu? anaknya bisa kuliah dengan gratis, tanpa ibu harus banting tulang untuk membiayai kuliahku.
saat aku "galau" akan pengabdianku nanti...
ibu bilang teh, ibu masukin teteh ke pesantren dulu supaya teteh terjaga. terjaga dari semua yg bisa melupakan teteh kepada Allah. dan ibu bersyukur nanti setelah teteh lulus teteh juga akan terjaga lagi karna teteh harus balik ke pesantren.
betapa beruntungnya kan aku? ibu tidak menuntut aku harus kerja dibidangku, tidak menuntut materi. ibu memberikan support untuk pengabdianku nanti.
dan saat aku mengenal cinta...
ibu bilang ibu mah gimana teteh aja mau nikah sama siapa juga, yang penting sayang sama teteh dan keluarga teteh, bisa membimbing teteh juga ke hal2 yg baik.
dan saat aku disini, dikejauhan...
aku bersyukur masih punya orang tua yg lengkap.
kami hanya terpisah ruang.
ibu-abi di barat, aku di timur.
kami belum berpisah alam.
Alhamdulillah..
--oo--
terima kasih ibu dan juga untuk abi, terima kasih untuk nyawamu, do'a-do'amu, harta bendamu, waktumu, cerewetmu, marahmu, laranganmu.
terima kasih.
semua itu pula yang mengantarkanku sampai berada disini.
Surabaya, 22 Desember 2012
selamat hari ibu, love u always mom.
